Paskibra
Paskibraka adalah
singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusakadengan tugas utamanya mengibarkan
duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan
Indonesia di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota (Kantor Bupati/Walikota),
Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana Negara). Anggotanya berasal
dari pelajar SLTA Sederajat kelas 1 ATAU 2. Penyeleksian anggotanya biasanya
dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17
Agustus,ternyata memiliki sejarah panjang dalam pembentukannya,
Sejarah paskibra,pada awalnya bapak Husain Mutahar dipanggi
bapakl Presiden Soeharto untuk dimintai pendapat dan menangani masalah pengibaran
bendera pusaka
Bapak Mutahar lalu menyusun ulang dan mengembangkan formasi
pengibaran dengan membagi pasukan menjadi 3 kelompok
1. Kelompok
17 (Pengiring/ Pemandu)
2. Kelompok
8 (Pembawa/Inti)
3. Kelompok
45 (Pengawal)
Formasi itu melambangkan Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia Republik Indonesia 17 Agustus 1945 (17-8-45).
Dalam gagasanya diperoleh jalan keluar dengan melibatkan
putra-putri daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk
melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka.
Petama ,bapak Mutahar berencana untuk mengisi personil
kelompok 45 (Pengawal) dengan para taruna Akademi Ang-katan Bersenjata Republik
Indonesia (Akabri) sebagai wakil generasi muda ABRI. Tapi sayang, waktu liburan
perkuliahan yang tidak tepat dan masalah transportasi dari Magelang ke Jakarta
menjadi kendala, sehingga sulit terwujud
Kedua, menggunakan anggota Pasukan Khusus ABRI seperti RPKAD
(sekarang Kopassus), PGT (sekarang Paskhas), Marinir dan Brimob, juga tidak
mudah dalam koordinasinya. Akhirnya, diambil jalan yang paling mudah yaitu
dengan merekrut anggota Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres), atau sekarang
Paspampres, yang bisa segera dikerahkan, apalagi sehari-hari mereka memang
bertugas di lingkungan Istana.
Dan akhirnya Pada tanggal 17 Agustus 1968 . maka pada tahun
1968 dida-tangkanlah pada pemuda utusan daerah dari seluruh Indonesia untuk
mengibar-kan bendera pusaka.tetapi
petugas Bendera Pusaka adalah para pemuda utusan propinsi. Tetapi
propinsi – propinsi belum seluruhnya mengirimkan utusan, sehingga masih harus
ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
Selama enam tahun, 1967-1972, bendera pusaka dikibarkan oleh
para pemuda utusan daerah dengan sebutan "Pasukan Penggerek Bendera".
Pada tahun 1973, Drs Idik Sulaeman yang menjabat Kepala Dinas Pengembangan dan
Latihan di Departemen Pendidikan dan Kebu-dayaan (P&K) dan membantu Husain
Mutahar dalam pembinaan latihan me-lontarkan suatu gagasan baru tentang nama
pasukan pengibar bendera pusaka.
Tahun 1969 karena Bendera Pusaka kondisinya sudah terlalu
tua sehingga tidak mungkin lagi untuk dikibarkan, maka dibuatlah duplikat
Bendera Pusaka. Untuk di kibarkan di tiang 17 meter Istana Merdeka, telah
tersedia bendera merah putih dari bahan bendera ( wool ) yang dijahit 3 potong
memanjang kain merah dan 3 potong memanjang kain putih kekuning-kuningan.
Bendera Merah Putih duplikat Bendera Pusaka yang akan
dibagikan ke daerah idealnya terbuat dari sutera alam dan alat tenun asli
Indonesia, yang warna merah dan putih langsung ditenun menjadi satu tanpa di
hubungkan dengan jahitan dan warna merahnya cat celup asli Indonesia.
Pembuatan duplikat Bendera Pusaka ini dilaksanakan oleh
badan Penelitian Tekstil Bandung dengan dibantu oleh PT. Ratna di Ciawi Bogor.
Dalam praktek pembuatan duplikat Bendera Pusaka, sukar untuk memenuhi syarat
yang ditentukan Bapak Hussein Mutahar, karena cat asli Indonesia tidak memiliki
warna merah bendera standar dan pembuatan dengan alat tenun bukan mesin akan
lama.
Tanggal 5 Agustus 1969 di istana Negara Jakarta berlangsung
upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi naskah
Proklamasi oleh Presiden Soeharto kepada Gubernur/ Kepala Daerah Tingkat I
seluruh Indonesia. Hal ini dapat dimaksudkan agar diseluruh Ibukota
Propinsi/daerah Tingkat I dapat dikibarkan duplikat Bendera Pusaka dan diadakan
pembacaan Naskah Proklamasi 17 Agustus di Istana Merdeka Jakarta. Selanjutnya
duplikat Bendera Pusaka dan reprroduksi Naskah Proklamasi diserahkan kepada
daerah tingkat II/kabupaten dan perwakilan-perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri.
Bendera duplikat (yang dibuat dari 6 carik kain) mulai
dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan hari UlangTahun
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1969 di Istana
Pada tahun itu secara resmi anggota PASKIBRAKA adalah para
remaja SMTA se-tanah air Indonesia. Setiap propinsi diwakili sepasang remaja.
Dari tahun 1967 sampai tahun 1972 anggota yang terlibat
masih dinamakan sebagai anggota “Pengerek Bendera”.
Pada tahun 1973 Bapak Inik Sulaeman melontarkan suatu nama
untuk anggota Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA, PAS dari kata
PASUKAN, KIB berasal dari kata KIBAR mengandung pengertian PENGIBAR, RA berasal
dari kata BENDERA dan KA berarti PUSAKA. Mulai saat itu singkatan anggota
pasukan Pengibar Bendera Pusaka adalah PASKIBRAKA.
0 komentar:
Posting Komentar